Friday, August 7, 2009

Stop Dreaming Start Action


Berbicara mengenai Stop Dreaming Start Action, saat ini, saya baru saja selesai kuliah Manajemen Operasional mengenai JIT atau Just in Time System. Sistem ini sangat menarik karena intinya adalah mengurangi (atau bahkan menghapus) kesia-siaan.Bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kesia-siaan terjadi dalam hidup kita. Contohnya, anda sangat pintar dalam hal teknologi namun ternyata di kantor, anda hanya bekerja sebagai pegawai administrasi. Bukankan itu sebuah kesia-siaan?



Atau, deadline tugas anda tinggal satu hari dan anda harus menghabiskan waktu menunggu, maka proses menunggu itu merupakan kesia-siaan waktu karena anda tidak menggunakan waktu yang seharusnya tersedia untuk menyelesaikan tugas.
Atau, dalam hidup anda, hal yang paling anda inginkan adalah menjadi seorang pelukis namun anda hanya menghabiskan hidup sebagai seorang sales di sebuah perusahaan.
Yang pasti, setelah lama memikirkan konsep ini, saya mulai merenungkan apakah saya sudah cukup menerapkan JIT dalam hidup saya.



Setelah lama memikirkan hal ini, saya pun menyimpulkan bahwa inti dari JIT dalam hidup sehari-hari adalah Stop Dreaming Start Action. Berhenti menjadi biasa-biasa saja dan berani untuk mengambil resiko untuk mengejar mimpi dibandingkan melakukan kesia-siaan dengan hanya menghabiskan waktu memimpikannya.
Cerita ini membuat saya teringat dengan Jeff Bezos.



Jika anda masih belum familiar dengan nama tersebut, Jeff Bezos adalah sedikit orang di dunia ini yang benar-benar menerapkan Stop Dreaming Start Action. Pria ini adalah Lulusan Princeton yang kemudian bekerja ke Banker Trust Company dan menciptakan inovasi untuk melihat laporan hasil investasi lewat computer yang dulunya dilakukan lewat komputer. Setelah Banker Trust Company, Jeff Bezos pindah ke DE Shaw dan kemudian mengusulkan pembuatan took online pada shaw namun akhirnya ditolak mentah-mentah. Setelah lama berpikir, Jeff pun memutuskan untuk keluar dari DE Shaw dan meninggalkan gaji sebesar tujuh figure setahun untuk mengejar mimpi besarnya dengan alasan yang sangat luar biasa,”Nanti kalau saya sudah berumur 80 tahun, saya mungkin sudah tidak ingat berapa gaji saya di DE Shaw tahun 1994 tetapi saya pasti ingat dan menyesal kalau saya tidak terjun ke bisnis internet.”



Sungguh suatu hal yang patut menjadi renungan kita bersama. Apakah saat kita tua nanti, kita akan menyesal dengan kehidupan kita sekarang atau lega karena telah berani mengambil resiko dalam hidup?


Saya jadi ingat bahwa saya ingin menjadi penulis yang menelurkan buku sendiri. Cita-cita ini membuat saya berkeinginan untuk mengambil jurusan sastra untuk S1 tapi karena keinginan papa saya, saya pun akhirnya masuk Jurusan Ekonomi. Hal itu membuat saya magang di beberapa perusahaan. Namun, saya terus-terusan mengingat cita-cita saya dan akhirnya kini bekerja sebagai pengajar yang memiliki lebih banyak waktu fleksibel untuk menulis baik tulisan fiksi dan nonfiksi. Hasilnya? Beberapa tulisan saya sempat dimuat di majalah nasional dan saya selangkah lebih dekat untuk menerbitkan sebuah buku.Yay!!



Akhir kata, banyak orang selain saya dan Jeff Bezos yang ingin mengejar mimpi seperti JK Rowling dan Joko Susilo. Karena itu, siapkah anda mengejar mimpi anda? STOP DREAMING, START ACTION